Pada tanggal 31 Januari 2024, Kami bersama Mahasiswa Taiwan Soochow University menjelajahi kekayaan warisan Surabaya Indonesia. Kami mengunjungi 4 tempat antara lain:
1. Rumah Abu Han
Tempat yang pertama adalah Rumah abu Keluarga Han yang terletak di Jl. Karet 72 Surabaya, jalan yang dulu dikenal sebagai Chineesche Voorstraat. Leluhur pertama keluarga Han yang mendarat di Jawa adalah Han Siong Kong (1673 – 1743). Salah seorang putra Han Siong Kong yang bernama Han Bwee Kong (1727 – 1778) tinggal di Surabaya dan sangat kaya sehingga menjadi Kapiten Tionghoa di Surabaya. Ia dan istrinya meninggal dunia dan dimakamkan di Pasar Bong, namun karena makam di sana sudah mulai terdesak oleh pemukiman baru, maka anak cucunya mendirikan rumah abu ini pada tahun 1876 untuk menghormati leluhurnya.
2. Klenteng Boen Bioe
Tempat kedua yaitu Klenteng Boen Bioe. Munculnya klenteng sebagai akibat meluasnya daerah pecinan di Surabaya yang dulunya ada di sekitar Jl. Kembang Jepun, Jl. Slompretan, Jl. Coklat dan sekitarnya, ke arah timur Surabaya di sekitar daerah Kapasan. Daerah pemikiman Cina dulu oleh orang Belanda disebut sebagai “Chineese Kamp” yang sudah ada sebelum Belanda datang ke Surabaya. Klenteng Boen Bio ini sudah ada sejak tahun 1910-an dan berlokasi di depan Wisata Kampung Pecinan (WKP) Surabaya yang dulunya bernama Kampung Kungfu. Kegiatan ibadah di Klenteng Boen Bio ramai pada hari Minggu.
3. Rumah Khek / Klenteng Hok An Kiong
Rumah suku Khek adalah Klenteng yang digunakan untuk menampung para pendatang dari Tiongkok saat tiba di Surabaya sekitar abad ke -19. Di sebrang klenteng juga berdiri kantor perkumpulan suku Hakka/ Khek di Surabaya.
Berdirinya Klenteng Hok An Kiong terkait erat dengan peran dewa Mak Co Po di karenakan dari perlindungan dewa-dewa itulah akhirnya mereka bisa berlayar dengan selamat dari Tiongkok ke Surabaya. Oleh karena itu dewa Mak Co Po yang ada di klenteng ini sangatlah dihormati. Bahkan banyak penganutnya yang datang ke Klenteng Hok An Kiong untuk meminta berkah dan petunjuk kesuksesan usaha, kesembuhan penyakit dan berbagai permohonan lainnya.
4. Pasar Atom
Tempat yang terakhir yaitu Pasar Atom. Tempat ini berdiri sejak tahun 1972 dan merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Surabaya Timur yang sudah terkenal sejak lama akan keramaian dan kepadatan pengunjung.
Di Pasar Atom terdapat kuliner halal dan non-halal. Makanan yang beragam menjadi alasan mengapa Pasar Atom menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi bagi masyarakat Surabaya. Dan jika ingin membeli makanan Non- Halal lebih mudah di temukan di Pasar Atom.
#CulturalExchange #SurabayaHeritage